Daily Archives: June 23, 2012

Standard

Sisicia's Blog

Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu bagian / unit / divisi atau fasilitas di rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri (Siregar dan Amalia, 2004)

Berdasarkan definisi tersebut maka Instalasi Farmasi Rumah Sakit secara umum dapat diartikan sebagai suatu departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri pelayanan paripurna yang mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan/ sediaan farmasi ; dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita saat tinggal dan rawat jalan; pengendalian mutu dan pengendalian mutu dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan (Siregar dan AMalia, 2004)

Didalam…

View original post 277 more words

Aside

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

1.1.    Pengertian

Kapsul adalah sediaaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang pada umumnya terbuat dari gelatin, bias juga dari pati atau bahan lain yang sesuai.    ( Farmakope Indonesia ed. IV ).

 

 

1.2.        Persyaratan Kapsul

Menurut FI ed. IV persyaratan kapsul meliputi :

  1. Keseragaman sediaan, meliputi:

ü  Keragaman bobot

ü  Keseragaman kandungan

 

  1. Disolusi

Tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi.

 

1.3.        Macam-macam sediaan kapsul

 

  1. Berdasarkan Konsistensi

1.)  kapsul lunak

2.)  kapsul keras

 

  1. Berdasarkan cara pemakaian

1.)  per oral

2.)  topical

3.)  per vaginal

4.)  per rectal

 

  1. Berdasarkan tujuan pemakaian

1.)  untuk manusia

2.)  untuk hewan

 

1.4.        Wadah dan Penyimpanan Sediaan Kapsul

Kapsul gelatin keras harus disimpan ditempat dingin, dengan kelembaban sedang, dalam wadah bermulut lebat dan tertutup rapat.

 

Menurut Farmakope edisi III, sediaan kapsul disimpan di tempat sejuk, bertutup rapat, dan sebaiknya ditambahakan zat pengering.

 

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, sediaan kapsul disimpan  dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, dan pada suhu kamar terkendali.

 

 

 

 

 

 

 

 

1.5.        Keuntungan Kapsul

 

  1. Mudah Diidentifikasi Melalui Warna dan Logo,
  2. Mudah digunakan dan ditelan,
  3. Memiliki Rasa dan Bau Netral,
  4. Mudah Membengkak dan Melarut Dalam Air sehingga Zat Aktif mudah Dibebaskan di Lambung,
  5. Cocok untuk Zat Aktif Peka Oksidasi, Peka Cahaya, Termolabil, Higroskopis,
  6. Cocok untuk Zat Aktif Berasa Pahit atau Berbau,
  7. Ideal Untuk Tujuan Lepas Lambat,
  8. Dapat diisi Cairan, Suspensi ataupun Emulsi,
  9. Bahan Obat Tak Tersatukan dapat Diisikan Bersama,
  10. Dapat disalut dengan Formaldehid atau Seluloseftalat sehingga Resisten terhadap Asam Lambung

 

1.6.        Kerugian Kapsul

  1. tidak sesuai untuk bahan obat yang sangat mudah larut, seperti KCL, CaCL2, KBr, NH4Br. Apabila kapsul tersebut pecah dan kontak langsung dengan dinding lambung akan menyebabkan iritasi dan penegangan lambung.
  2. Tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang sangat efloresen atau delikuesen.

ü  Bahan efloresen : kapsul jadi lunak

ü  Bahan delikuesen : kapsul jadi rapuh dan mudah pecah.

 

 

 

 

 

 

BAB II

FORMULA

 

2.1.        Formula Sediaan Kapsul Paracetamol

 

 

Paracetamol                                     500mg

Avicel                                              15%

Aerosil                                             1%

Talk                                                  1%

Mg. Stearat                                      1%

Laktosa ad                                       650mg

 

m.f caps 50

 

 

 

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

 

3.1 Zat Aktif

ü  Paracetamol

Pemeriaan   : Serbuk hablur, putih, tak berbau, rasa sedikit pahit

Kelarutan     : Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1N, mudah larut dalam etanol

Farmakologi : Paracetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalui. saluran cerna.   Konsentrasi tinggi dalam plasma dicapai dalam ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam.Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh, paraetamol d ekskresi di dalam ginjal

Dosis            : Dosis dewasa : 300 mg- 1g/kali, dengan maksimum 4g /hari

                       Untuk anak     : 6-12 th 150-300mg/kali,dengan maksimum 1,2 g/hari         

3.2 Zat Tambahan

 

ü  Avicel

Pemerian : Serbuk kristal berporos, serpihan putih, murni, tidak berbau, tidak berrasa

Kegunaan dalam formula : Pengisi (10-30%)

ü  Aerosil

Pemerian : Serbuk amorf, terang, dan tidak berrasa

Kegunaan dalam formula : Penghancur

ü  Talk

Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu

Kegunaan dalam formula : Pelincir

ü  Magnesiun Stearat

Pemerian : Serbuk halus, putih dan volumnus, bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran

Kegunaan dalam formula : Pelincir

ü  Laktosa

Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih krem, tidak berbau, rasa agak manis, keras, stabil di udara, tetapi mudah meyerap bau.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

CARA KERJA DAN ALAT

 

4.1.        Alat dan Bahan

 

  1. Alat :
  2. Timbangan neraca dan analitik
    1. Perkamen
    2. Spatel
    3. Sendok
    4. Baskom
    5. Ayakan mesh
    6. Corong
    7. Statif
    8. plastik

 

  1. Bahan :

 

  1. Paracetamol
  2. Avicel
  3. Aerosil
  4. Talk
  5. Mg. Stearat
  6. Laktosa
  7. cangkang kapsul no. 00

 

4.2         Perhitungan Bahan

  1. Perhitungan untuk satu kapsul

ü  Paracetamol :   500 mg

ü  Avicel             :   x  650  mg  =  97,5 mg

ü  Aerosil            :     x  650  mg  =  6,5   mg

ü  Talk                 :    x  650  mg  =  6,5   mg

ü  Mg. Stearat    :     x  650  mg  =  6,5   mg

ü  Laktosa          :   650 mg  ( 500 + 97,5 + 6,5 + 6,5 + 6,5) mg

                         =  650 mg – 617 mg

                         =  33 mg

 

  1. Perhitungan untuk 50 kapsul

ü  Paracetamol :  500  mg  x 50 = 25.000 mg = 25      g

ü  Avicel             :  97,5 mg  x 50 = 4.875   mg = 4,875 g

ü  Aerosil            :  6,5   mg  x 50 = 325      mg = 0,325 g

ü  Talk                 :  6,5   mg  x 50 = 325      mg = 0,325 g

ü  Mg. Stearat   :  6,5   mg  x 50 = 325      mg = 0,325 g

ü  Laktosa          :  33    mg  x 50 = 1650    mg = 1,65   g

 

  1. Perhitungan nomor cangkang

Nomor cangkang  =

=

= 1,018  cangkang kapsul yang digunakan adalah nomor 00

 

4.3         Cara Kerja

  1. Cara Kerja Pembuatan Granul
    1. Siapkan alat dan bahan, kemudian timbang semua bahan.
    2. masukkan bahan yang bobotnya kecil terlebih dahulu.
    3. campurkan aerosil dengan talk di dalam plastik, aduk ad homogen
    4. tambahkan Mg. Stearat aduk ad homogen
    5. Tambahkan avicel aduk ad homogen
    6. kemudian tambahkan laktosa hingga homogen
    7. terakhir tambahkan paracetamol aduk ad homogen
    8. setelah semua bahan homogen, timbang kembali bahan yang sudah tercampur dan catat bobotnya.
    9. kemudian ayak dengan ayakan Mesh 30

10. setelah diayak, masukkan ke dalam gelas ukur dan ketok sampai 500 kali, kemudian hitung Bj mampatnya

11. kemudian uji aliran granul

 

  1. Evaluasi granul

Setelah dilakukan pembuatan granul, tahap selanjutnya yang harus di uji adalah:

 

  1. 1.    Bj Nyata

ü  Timbang 100 gram granul.

ü  Masukkan ke dalam gelas ukur 250 ml.

ü  Amati volumenya.

ü  Lalu hitung Bj nyatanya.

 

BJnyata = bobot / volume

 

ü  Lalu di ketuk 500x dan dimasukkan dalam corong.

ü  Alirkan dengan menggunakan corong dan dialirkan selama beberapa detik dengan menggunakan stopwatch.

 

  1. 2.    Homogenitas

Dapat dilihat dari pencampuran bahan yang homogenya dan merata.

 

  1. 3.    Persen Kompressibilitas

Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah kompresibilitas yang dihitung dari kerapatan granul, yaitu dengan memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur. Volume awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan volume. Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya. (Lachman, 1994:682-683)

 

 Kompresibilitas =  x 100 %

Vo = Volume awal granul

Vi = Volume granul setelah diketukkan

 

Tabel 2.1 Kompressibilitas dan daya alir. (Lachman, 1989: 400)

 

 

% Kompressibilitas

Daya Alir

5-15

12-16

18-21

23-35

33-38

>40

Baik sekali

Baik

Sedang- dapat lewat

buruk

sangat buruk

sangat buruk sekali

 

 

 

 

  1. 4.    Uji Waktu Alir

               Uji ini dilakukan dengan metode corong. Adapun caranya adalah sebagai perikut yaitu :

ü   ditimbang 100g granul yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan kedalam corong dengan ukuran tertentu yang bagian bawahnya tertutup.

ü  Kemudian buka penutup corong bagian bawah bersamaan dengan dimulainya stopwatch.

ü   Catat waktu yang diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut dengan menggunakan stopwatch. Waktu alir granul yang baik adalah jika waktu yang diperlukan kurang lebih atau sama dengan 18 detik untuk 100 gram granul. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah lebih besar dari 100 gram/detik.

ü  Setelah granul berhenti mengalir, ukur ketinggian dan diameter dari aliran granul yang terbentuk untuk mengukur sudut diam pada granuk tersebut.

  1. Cara Pengisian Kapsul
    1. Timbang 10 cangkang kapsul kosong, kemudian catat bobotnya.
    2. siapkan alat semi manual
    3. buka cangkang kapsul sebanyak 50 buah
    4. kemudian letakkan wadah kapsul ke dalam alat semi manual. Kemudian ratakan.
    5. masukkan serbuk ke dalam wadah kapsul hingga penuh
    6. kemudian kapsul ditutup dengan tutup kapsul
    7. evaluasi kapsul

 

  1. Evaluasi kapsul

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi menurut FI III adalah sebagai berikut :

  1. Keragaman Bobot

ü  Kelompok kapsul yang berisi bahan padat

  • Timbang 20 kapsul sekaligus, timbang lagi satu per satu, catat bobotnya.
  • Keluarkan semua isi kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul

 

Bobot rata-rata isi tiap kapsul

Perbedaan bobot isi kapsul dalam %

A

B

≤ 120 mg

10

20

≥ 120 mg

7,5

15

 

 

  • Hitung bobot isi tiap kapsul dan hitung bobot rata-rata isi tiap kapsul.
  • Memenuhi syarat FI, jika perbedaan dalam % bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan dalam kolom “A” dan untuk setiap 2 kapsul terhadap bobot rata-rata ditetapkan dalam kolom “B”.

ü  Kelompok kapsul yang berisi bahan cair atau setengah padat / pasta / salep.

  • Timbang 10 kapsul sekaligus, timbang lagi satu per satu.
  • Keluarkan semua isi kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang cairan cucian, biarkan hingga tak berbau eter lagi.
  • Timbang seluruh bagian cangkang kapsul
  • Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata isi kapsul
  • Memenuhi syarat FI, jika perbedaan dalam % bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%

 

  1. Waktu Hancur

Ditentukan dengan suatu alat yang disebut disintegrator tester yang terdiri atas:

ü  Lima buah tabung transparan dengan ukuran (P.80-100mm, dd 28mm, d.l 30mm), ujung bawah dilengkapi dengan kawat kasa tahan karat dengan lubang sesuai dengan pengayak no.4

ü  Bak berisi air dengan suhu 36-38oC sebanyak 100ml. dengan kedalaman tidak kurang dari 15cm sehingga dapat dinaik-turunkan dengan teratur. Kedudukan kawat kasa pada posisi tertinggi berada tepat di atas permukaan air dan kedudukan terendah mulut keranjang tepat di bawah permukaan air.

Cara pengujian waktu :

  • Masukkan 5 butir kapsul dalam keranjang (setiap tabung untuk satu kapsul)
  • Naik-turunkan keranjang secara teratur 30x setiap menit
  • Kapsul dinyatakan hancur jika sudah tidak ada lagi bagian kapsul yang tertinggal di atas kasa
  • Waktu yang telama hancur di antara kapsul itu yang dinyatakan sebgai waktu hancur kapsul yang bersangkutan
  • Memenuhi persyaratan FI, jika waktu hancurnya tidak lebih dari 15 menit
  1. Keseragaman Sediaan

Terdiri atas keragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman kandungan untuk kapsul lunak.

 

  1. Uji Disolusi

Dilakukkan untuk kapsul gelatin keras  

 

 

BAB V

HASIL PRAKTIKUM

 

A. Evaluasi granul

  1. Persen kompresibilitas

ü  Bobot                                 =  32,55      g

ü  Vol sebelum diketuk      =  72           ml

ü  Vol setelah diketuk        =  51           ml

Bj Mampat       =    =  0,6382    g/ml

         =  638,2      mg/ml

BJ Nyata        =  =  0,4520    g/ml

         =  452,0      mg/ml

 

% Kompresibilitas =   x 100%

=   x  100%

=  29,176 %

  1. Uji waktu alir

0 detik ( Tidak mengalir )

 

 

B. Evaluasi kapsul

  1. Uji keseragaman bobot

 

0,5330

0,5996

0,5129

0,5819

0,5455

0,5766

0,5803

0,5444

0,5465

0,5703

0,5561

0,5396

0,5344

0,5611

0,5489

0,5610

0,5159

0,5779

0,5667

0,651

Σ = 11,0912

 

ü  Bobot rata-rata =  g  =  0,5956   g

ü  Bobot 10 cangkang           =  940,0     mg

ü  Bobot rata-rata cangkang =  94,00     mg

ü  Bobot serbuk                     =  650        mg

ü  Bobot cangkang + isi         =  650 mg + 94 mg = 744 mg

 

 

v  Parameter A 7,5 %

 x 744  mg   =  55,8   mg

744 mg – 55,8  mg   =  688,2 mg

744 mg + 55,8 mg   =  799,8 mg

 

v  Parameter B  15 %

 

              x 744 mg  = 111,6  mg

− 744 mg – 111,6 mg  =  632,4 mg

+ 744 mg +111,6 mg  =  855,6 mg

 

 

 

 

  1. Uji waktu hancur

 

ü  Waktu hancur cangkang =  2 menit 4 detik

ü  Absorpsi                          =  2 menit 54 detik

 

 

 

BAB VI

PEMBAHASAN

 

 

Berdasakan hasil praktikum kami, sediaan kapsul yang kami buat tidak memenuhi persyaratan keseragaman bobot karena ketidaktepatan pemilihan nomor cangkang yang digunakan. Cangkang yang digunakan adalah cangkang nomor 0, sedangkan cangkang yang seharusnya digunakan sesuai dengan perhitungan adalah cangkang nomor 00, sehingga serbuk banyak yang tersisa dan mengakibatkan penyimpangan bobot yang signifikan.

 

 

 

BAB VII

KESIMPULAN

 

 

Kapsul yang dibuat oleh kelompok kami tidak memenuhi persyaratan dari Farmakope Indonesia karena semua hasil praktikum kelompok kami menyimpang dari syarat-syarat yang ditentukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sediaan Solid – Kapsul Paracetamol

Sediaan Solid – Tablet Methylprednisolon

Standard

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1. Pengertian

Tablet adalah sediaan  padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.(MENURUT FI III)

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan.Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.(MENURUT FI IV)

1.2. Komposisi Tablet

  1. a.    Zat pengikat(binder)

Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,dapat merekat.Biasanya yang digunakan adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 %(panas solutio Mythylcellulosum 5%).

  1. b.    Zat penghancur(disinterogator)

Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan adalah amilum manihot kering,gelatinum,agar – agar, natrium alginat.

  1. c.    Zat pelican (lubricant)

Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan(matrys).Biasanya digunakan talkum 5 %,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.

  1. d.    Zat pengisi (diluent)

Dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.biasanya digunakan Saccharum lactis,Amylum manihot,calcii phospas,calcii carbonas dan zat lain yang cocok.

  1. e.    Zat penyalut

Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang cocok, biasanya berwarna atau tidak.

 

1.3.  Kriteria Tablet

Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

  1. harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan
  2. harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
  3. keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik
  4. keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan
  5. harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
  6. bebas dari kerusakan fisik
  7. stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
  8. zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu
  9. tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku

 

1.4. Syarat Tablet

  1. Memenuhi keseragaman ukuran
  2. Memenuhi keseragaman bobot
  3. Memenuhi waktu hancur
  4. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
  5. Memenuhi waktu larut (dissolution test)

 

1.5.  Keunggulan Tablet

  1. cepat dapat dilayani di apotik, karena sudah tersedia dan tidak perlu diracik dahulu
  2. mudah disimpan (stabil) dan dibawa
  3. lebih mudah menelan tablet daripada puyer (sebagian besar orang)

 

1.6.  Kerugian Tablet

  1. komposisi dan dosis belum tentu sesuai kebutuhan penderita
  2. waktu disintegrasi dan disolusi bila tidak memenuhi syarat, maka kadar obat plasma tidak tercapai

 

1.7.  Jenis Sediaan Tablet

Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :

  1. Tablet Kempa

Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.

  1. Tablet Cetak

Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan.

 

1.8.  Macam – macam kerusakan pada pembuatan tablet

  1. a.    Binding adalah kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan.
  2. b.    Sticking/picking adalah perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin kurang, atau massa basah.
  3. c.    Whiskering terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan zat aktif pada saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, sisi – sisi yang berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.
  4. d.    Splitting/capping lepasnya lapisan tipis dari semua permukaan tablet terutama pada bagian tengah. Capping adalah membelahnya tablet bagian atas.

Penyebabnya adalah :

ü  Daya pengikat dalam massa tablet berkurang.

ü  Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar.

ü  Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak.

ü  Formulanya tidak sesuai.

ü  Die dan punch tidak rata.

  1. e.    Mottling terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.
  2. f.     Crumbling adalah tablet yang menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kerang tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.

 

 

 

 

BAB II

FORMULA

 

Formula sediaan tablet Metylprednisolon.

 

 

 

Methyl prednisolon                    8 mg

 PVP                                             3%

 Primogel                                     2%

 Talk                                              1.5%

      Mg.Stearat                                   1%

      Zat warna                                    0.2%

 Nipagin                                       0.1%

 Amylum                                      10%

 Laktosa   ad                                150

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1      METHYL PREDNISOLON

  1. a.     Pemerian :  Serbuk hablur, putih, atau praktis putih; tidak berbau; melebur pada suhu lebih kurang 2250 disertai peruraian.
  2. b.     Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam dioksan; agak sukar larut dalam aseton; dalam methanol; sukar larut dalam eter.
  3. c.     Penetapan kadar         : Lakukan penetapan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada kromatografi. Fase gerak buat campuran n-butil klorida  P-n- butyl klorida P jenuh air – tetrahidrofuran P – methanol P – asam asetat glasial P { 475:475:70:35:30}. Larutan baku internal buat larutan prednison 6 mg/ml dalam campuran kloroform P – asam asetat glasial P {97:3} dengan cara sebagai berikut: tambahkan seluruh asam asetat glasial P kedalam labu ukur 100 ml yang berisi prednisone dan sonikasi. Tambahkan perlahan kloroform P sambil lakukan sonikasi dan pengocokan hingga larut. Encerkan dengan kloroform P sampai tanda. Larutan baku timbang seksama lebih kurang 20 mg metilprednisolon, Asetat BPFI, masukkan kedalam labu ukur 100 ml. tambahkan 5.0 ml larutan baku internal dan encerkan dengan kloroform P sampai tanda.
  4. d.     Dosis      : Dalam bentuk sediaan oral mengandung 4 mg dan dalam bentuk sediaan parenteral mengandung 40 mg/ml.
  5. e.     Farmakologi      : metil prednisolone merupakan obat kortikosteroid. Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Kortikosteroid mempengaruhi metabolism karbohidrat, protein, lemak, dan mempengaruhi juga system kardiovaskuler ginjal, otot lurik, system saraf, dan organ lain. Karena fungsi kortikosteroid pentinh untuk kelangsungan hidup organism, maka dikatakan bahwa korteks adrenal berfungsi homeostatic. Suatu dosis kortikosteroid dapat memberikan efek fisiologik dan farmakologik tergantung keadaan sekitar dan aktivitas individu. Tetapi bila keadaan sekitar tidak optimal maka dibutuhkan dosis obat yang lebih tinggi untuk mempertahankan hidupnya.

 

3.2      PVP

Sinonim                     :           Povidon.

Pemerian                   :           Serbuk putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau,

higroskopis, amorf, coklat kekuningan.

Kegunaan                 :           sebagai pengikat.

 

3.3      Primogel

Sinonim                     :           –

Pemerian                   :           Tidak berwarna atau sampai putih, tidak berbau, tidak

berasa, serbuk yang bebas mengalir, mikroskopik.

Kegunaan                 :           sebagai penghancur dengan konsentrasi 2 – 10%.

 

3.4      Talk

Sinonim                     :           Talcum.

Pemerian                   :           serbuk hablur, sangat halus, licin, mudah melekat, pada kulit

bebas dan butiran, warna putih atau putih kelabu.

Kegunaan                 :           sebagai pelincir bagian atas dan bawah.

 

 

3.5      Mg Stearat

Sinonim                     :           Magnesi Stearas

Pemerian                   :           Serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas,

mudah melekat dikulit, bebas dari butiran.

Kegunaan                 :           sebagai pelincir samping.

3.6      Nipagin

Sinonim                     :           –          

Pemerian                   :           Serbuk hablur halus, putih, hamper tidak berbau, tidak

mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa

tebal.

Kegunaan                 :           sebagai pengawet dengan konsentrasi 0.015 – 0.2%.

 

3.7      Amilum

Sinonim                     :           –

Pemerian                   :           Serbuk sangat halus, putih tidak berbau, tidak berasa.          

Kegunaan                 :           sebagai pengisi.

 

3.8      Laktosa

Sinonim                     :           Saccharum Lactis.

Pemerian                   :           Serbuk hablur, putih atau putih krem, tidak berbau, rasa

agak manis, keras, stabil di udara, tetapi mudah menyerap

bau.

Kegunaan                 :           sebagai pengisi.

 

 

 

BAB IV

CARA KERJA DAN ALAT

 

4.1         CARA KERJA DAN ALAT

  1. a.        Alat :

–       Timbangan neraca dan analitik

–       Perkamen

–       Spatel

–       Sendok

–       Baskom

–       Ayakan mesh 16 dan 20

–       Corong

–       Statif

–       Gelas ukur

–       Beaker glass

–       Thermometer

–       Hardness tester

–       Friability tester

 

  1. b.    Bahan  :
  • Methyl Prednisolon
  • PVP
  • Primojel
  • Talk
  • Mg. Stearat
  • Zat warna
  • Nipagin
  • Amylum
  • Laktosa

 

 

4.1 Perhitungan bahan

v  Untuk pembuatan 1 butir kaplet.

Thiamfenikol                              :           8 mg

PVP                                              :          

Primojel                                       :          

Talk                                               :          

Mg Stearat                                   :           g

Zat warna                                    :          

Nipagin                                        :          

Amilum                                        :          

Laktosa                                     :           150 – (8+4,5+3+2,25+1,5+0,3+0,15+15)

= 115,3 mg

 

 

v  Untuk pembuatan 1000 butir tablet.

 

Methyl Prednisolon                   :           8 mg x 1000                                                  = 8.000 mg

PVP                                              :           4,5 mg x 1000                                               = 4.500 mg

Primojel                                       :           3 mg x 1000                                                  = 3000 mg

Talk                                               :           2,25 mg x 1000                                             = 2.250 mg

Mg Stearat                                   :           1,5 mg x 1000                                               = 1.500 mg

Zat warna                                                :           0,3 mg x 1000                                               = 300 mg

Nipagin                                        :           0,15 mg x 1000                                             = 1.500 mg

Amilum                                        :           115,3 mg x 1000                                          = 115.300 mg

 

 

4.2 Cara Kerja

  1. a.    Cara Kerja Pembuatan Granul

 

Pembuatan Fase Dalam

  1. Siapkan baskom, lalu masukkan metyl prednisolon, amilum dan laktosa. Lalu dicampur homogen, jadikan sebagai (M1).
  2. Siapkan beaker glass, masukkan 10 ml alkohol dan larutkan PVP hingga larut (seperti gelembung kecil), setelah itu larutkan nipagin dan zat warna, jadikan sebagai (M2).
  3. Setelah terbentuk, masukkan sediaan (M2) ke dalam (M1), perlahan – lahan dan ditutpi dengan sediaan (M1). Lalu campurkan hingga larut, setelah itu bersihkan beaker glass dengan sisa alkohol 5 ml dan campurkan ke (M2).
  4. Lalu siapkan 3 tempat alumunium dan dilapisi dengan kertas. Setelah itu ayak sediaan yang telah jadi dengan ayakan mesh 10.
  5. Lalu keringkan granul yang ada di 3 tempat alumunium, setelah kering masukkan dalam oven.

 

Pembuatan Fase Luar

  1. Timbanglah talk, Mg stearat dan primojel sesuai perhitungan, lalu campurkan dengan granul yang telah dicampurkan dengan fase dalam. Setelah itu dicampurkan homogeny
  2. Lalu setelah itu, diayak kembali dengan ayakan mesh 20

 

  1. b.    Evaluasi granul

Setelah dilakukan pembuatan granul, tahap selanjutnya yang harus di uji adalah:

 

Kadar Air

  1. Timbang granul sebanyak 5 gram diatas nampan logam alumunium.
  2. Nyalakan alat dan cek suhu pada 700C.
  3. Penetapan kandungan lembap dapat diatur skalanya pada alat (% hilang atau gram nya hilang).
  4. Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstan.

 

Bj Nyata

  1. Timbang 100 gram granul.
  2. Masukkan ke dalam gelas ukur 250 ml.
  3. Amati volumenya.
  4. Lalu hitung Bj nyatanya.

 

BJnyata = bobot / volume

 

  1. Lalu di ketuk 500x dan dimasukkan dalam corong.
  2. Alirkan dengan menggunakan corong dan dialirkan selama beberapa detik dengan menggunakan stopwatch.


 

 

Homogenitas

Dapat dilihat dari pencampuran bahan yang homogeny dan merata.

 

Persen Kompressibilitas

Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah kompresibilitas yang dihitung dari kerapatan granul, yaitu dengan memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur. Volume awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan volume. Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya. (Lachman, 1994:682-683)

 Kompresibilitas =  x 100 %

Vo = Volume awal granul

Vi = Volume granul setelah diketukkan

Tabel 2.1 Kompressibilitas dan daya alir. (Lachman, 1989: 400)

% Kompressibilitas

Daya Alir

5-15

12-16

18-21

23-35

33-38

>40

Baik sekali

Baik

Sedang- dapat lewat

buruk

sangat buruk

sangat buruk sekali

 

Uji Waktu Alir

                                                Uji ini dilakukan dengan metode corong. Adapun caranya adalah sebagai perikut yaitu :

  1.  ditimbang 100g granul yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan kedalam corong dengan ukuran tertentu yang bagian bawahnya tertutup.
  2. Kemudian buka penutup corong bagian bawah bersamaan dengan dimulainya stopwatch.
  3.  Catat waktu yang diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut dengan menggunakan stopwatch. Waktu alir granul yang baik adalah jika waktu yang diperlukan kurang lebih atau sama dengan 18 detik untuk 100 gram granul. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah lebih besar dari 100 gram/detik.
  4. Setelah granul berhenti mengalir, ukur ketinggian dan diameter dari aliran granul yang terbentuk untuk mengukur sudut diam pada granuk tersebut.

 

  1. c.    Pencetakan tablet

Tahapan-tahapan dalam proses pencetakan;

  1. Pengisian die dengan granul
  2. Serbuk atau granul2 dialirkan dari hopper masuk kedalam DIE (aliran sesuai grafitasi).
  3. Pencetakan granul.

Pada tahap ini, Hopper akan kembali pada tempatnya dan punch atas akan turun mengempa granul menjadi tablet. Selama tahapan ini ada beberapa tahapan yang terjadi sehingga granul menjadi tablet. Penyusunan ulang dari struktur granul. Ketika punch atas mengempa granul, maka distribusi granul akan tersusun ulang diantara punch atas dan punch bawah.

 

 

  1. Perubahan bentuk granul dan pembentukan ikatan.

Pada tahap ini, akan terjadi perubahan bentuk granul karena penekanan. Pada awalnya, terjadi deformasi elastis kemudian plastik.

  1. Pembentukan ikatan intergranul.

Hasil dari penekanan, granul termampatkan dan terjadi ikatan antar granul sehingga menjadi tablet.

  1. Pengeluaran tablet.

Setelah tablet dikempa, punch atas akan kembali ketempat aslinya. Kemudian punch bawah akan bergerak keatas membawa tablet sejajar dengan die. Setelah itu Hopper akan bergerak untuk mengisi granul ke dalam die sehingga tablet akan tergeser oleh hopper dan keluarlah tablet.

 

  1. d.    Evaluasi Tablet.

Uji Keseragaman Bobot.

  1. 1.    Diambil sebanyak 20 tablet
  2. 2.    Kemudian ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata – ratanya.
  3. 3.    Selanjutnya dihitung persentase tablet dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5% bobot rata – ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% bobot rata –ratanya.

 

  1. 1.    Uji Keseragaman Ukuran.
    1. 1.    Diambil 10 tablet secara acak, lalu diukur tebalnya satu per satu dengan menggunakan jangka sorong.
    2. 2.    Kemudian hitung rata – ratanya, kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.

 

  1. 2.    Uji Kekerasan.
    1. 1.    Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet yang diambil secara acak
    2. 2.     Pengujian dilakukan dengan cara, sebuah tablet diletakkan di antara ruang penjepit. Kemudian di jepit dengan memutar alat penekan, sehingga tablet kokoh ditempatnya dan petunjuk berada pada skala 0, melalui putaran padasebuah sekrup.
    3. 3.    Tablet akan pecah dan dibaca penunjuk skala pada alat yang disebut Hardness Tester.

 

Uji Waktu Hancur

  1. 1.    Pengujian dilakukan terhadap 3 tablet secara acak.
  2. 2.    Panaskan air dalam beaker glass sampai suhu 37oC.
  3. 3.    Masukkan tablet dalam tabung uji, kemudian ditutup dengan menggunakan cakram.
  4. 4.    Letakkan alat pada mesin, kemudian nyalakan mesin dan tunggu hingga semua tablet hancur.
  5. 5.    Kemudian catat waktu hancurnya. Waktu hancur suatu tablet yang baik adalah tidak lebih dari 15 menit.

 

Uji Keregasan

  1. 1.    Ambil 20 tablet secara acak.
  2. 2.    Masukkan ke dalam mesin Friabilator
  3. 3.    Atur putaran pada mesin
  4. 4.    Nyalakan mesin dan putar sebanyak 100x. Catat waktu setelah mesin berhenti, kemudian lihat apakah ada tablet yang capping lebih dari dua.

 


 

BAB V

HASIL PRAKTIKUM

 

  1. 5.  

5.1.  Evaluasi Granul

 

  1. 1.    Uji Homogenitas

Bahan uji telah homogen secara visual.

  1. 2.    Uji Kandungan air

Bobot awal : 5000 mg

Bobot penyusutan : 150 mg

 

 x 100%

      =  x 100%

      = 3%

 

  1. 3.    Persen kompresibilitas

Bobot (g)

V0 (ml)

Vt (ml)

BJ Nyata (g/ml)

BJ Mampat (g/ml)

100

214

166

   

 

 

%          =  x 100%

         =  x 100%

         = 28,938 %

 

  1. 4.    Uji waktu alir

            Bobot                          = 100 g

            Waktu alir                  = 7 detik

            Kecepatan alir          =

 

  1. Uji sudut diam

Tinggi Puncak                 = 3,6  cm

Diameter                            = 13,9 cm

          Sudut diam                        = Tan  

                                                       =Tan 0,258

             Tan-1                                          =14,52

 

 

 

5.2. Evaluasi Tablet

  1. 1.    Uji keseragaman bobot

146,2 mg

146,1 mg

148,1 mg

148,8 mg

150,2 mg

148,4 mg

145,3 mg

150,8 mg

148,3 mg

149,2 mg

 

148,5 mg

149,8 mg

147,8 mg

147,6 mg

144,9 mg

150,8 mg

149,0 mg

150,5 mg

150,3 mg

149,8 mg

 

 

 

 

 

 

 

            Σ = 2970,4 mg

 

Bobot rata-rata          =148,52

                                                 

ü  Penyimpangan untuk tablet 26 – 150 mg

10 % – 20 %

  • Minimum =  mg

148,52 mg – 14, 852 mg = 133,668 ( Tidak ada penyimpangan )

 

  • Maksimum  =

148,52 mg + 29,704 mg = 178,224 ( Tidak ada penyimpangan )

 

 

  1. 2.    Uji keseragaman ukuran

 

0,46 mm

0,44 mm

0,44 mm

0,44 mm

0,45 mm

0,44 mm

0,44 mm

0,45 mm

0,44 mm

0,44 mm

Σ = 4,44 mm

        Rata-rata   =  

          

 = 0,444 mm


  • ·         Diameter tablet : 0,60

 

 

  1. 3.    Uji kekerasan (Friksibilitas)

 

14 kg/cm2

15 kg/cm2

14,5 kg/cm2

13,5 kg/cm2

 15kg/cm2

13,5 kg/cm2

11,5 kg/cm2

14 kg/cm2

10,75 kg/cm2

11,5 kg/cm2

Σ = 133,25 kg/cm2

 

Rata-rata    =  kg/cm2

  = 13,325 kg/cm2

 

 

 

 

 

  1. 4.    Uji keregasan (Friabilitas)

Wo = 2,9480

Wt = 2,9372

% = 

 

                =  

           

     

  1. 5.    Uji waktu hancur

2 menit 45 detik


 

 

BAB VI

PEMBAHASAN

 

Sebelum tablet dicetak harus dilakukan terlebih dahulu uji granul. Uji grarnul yang dilakukan yaitu :

  1. Kadar air

Kadar air dari granul yang kami hasilkan adalah 3 % (granul ideal memiliki kadar air 1-4 %), karena kadar air yang kecil maka granul yang dihasilkan menjadi sangat keras dan sulit untuk di lewatkan pada mesh.

  1. Sifat alir                                               

Granul yang kami hasilkan memiliki laju alir 2 menit 45 detik, bila dilihat dari parameter yang ada maka granul ini dapat digolongkan ke dalam kategori sangat baik .

 

  1. Kompresibilitas

Kompresibilitas dari hasil granul adalah 28,398%. Bila dilihat dari parameter kompresibilitas yang ada maka granul ini dapat digolongkan ke dalam kategori kurang, yaitu berada di antara range 23 – 33%.Kompresibilitas berhubungan dengan proses pencetakan dari tablet. Apabila kompresibilitas baik berarti granul akan mudah untuk dicetak.

Setelah mengalami proses pencetakan, tablet yang telah dicetak dilakukan evaluasi yang meliputi : uji dari penampilan tablet (bentuk, warna, permukaan dan cetakan); ukuran dan ketebalan; waktu hancur; keseragaman bobot dan friabilitas atau kerapuhannya dengan masing-masing alat penguji. Hasil yang diperoleh sebagai berikut :

 

  1. Penampilan
    1. Bentuk            :  tablet
    2.  Warna            : merah muda
    3.  Permukaan    : Rata dan licin
    4.  Cetakan         : halus

 

  1. Ketebalan (keseragaman ukuran)

Diuji dengan menggunakan 10 kaplet dan hasilnya rata-rata sama memiliki ketebalan 0.444 mm.tablet yang dihasilkan memenuhi standard tablet yang ditetapkan oleh FI III yaitu diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x dan tidak boleh kurang dari 11/3 tebal kaplet.Ketebalan dipengaruhi oleh tekanan.Semakin tinggi tekanan, maka ketebalan semakin kecil.

  1. Waktu hancur

Waktu hancur tablet yang dihasilkan yaitu 2 menit 45 detik. Pada uji ini tablet memenuhi syarat uji waktu hancur pada FI III yang mensyaratkan waktu hancur tablet tidak bersalut kurang dari 15 menit.

 

 

 

  1. Keregasan (Friabilitas)

 

Diuji dengan menggunakan alat Friabilator menggunakan 20 tablet dengan kecepatan 25 kali putaran permenit selama 4 menit. Alat ini menguji kerapuhan suatu tablet terhadap gesekan dan bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas tablet methyprednisolon yang dihasilkan dalam praktikum adalah 0,3 %. tablet yang dihasilkan  memenuhi standard friabilitas yang seharusnya < 1%.

 

  1. Keseragaman bobot

Diuji dengan menimbang satu per satu tablet sebanyak 20 tablet dan dicatat lalu dihitung bobot rata-ratanya. Bobot rata-rata dihasilkan pada praktikum ini adalah 148,52 mg. Tablet yang dihasilkan telah memenuhi standard keseragaman bobot yang ditetapkan FI III.

 

9  Kekerasan tablet

Diuji dengan alat uji kekerasan, menggunakan 10 tablet. Nilai kekerasan ditentukan oleh pabrik dari pembuat tablet. Hasil : 13,325 kg/cm2

 

Kendala yang dihadapi selama praktikum pembuatan tablet adalah :

 

  1. Saat pencampuran pengikat dengan bahan fase dalam, bahan pengikat lebih banyak menempel ditangan sehingga pengikat dengan bahan lain kurang homogen.
  2. Alat pencetak tablet yang kurang mendukung (sudah lama dan manual) sehingga mempengaruhi hasil cetakan tablet dan pada saat evaluasi tablet seperti kekerasan, waktu hancur, dan keregasan.
  3. Penggunaan alat pencetak yang sama untuk sediaan tablet yang berbeda zat aktifnya sehingga menyebabkan terkontaminasinya tablet yang dibuat dengan sediaan tablet yang lain.

 

 

 

BAB VII

KESIMPULAN

 

 

 

Kualitas dari tablet yang dihasilkan oleh kelompok kami sudah cukup bagus dilihat dari estetika penampilannya. Hal ini dapat dilihat dari terpenuhinya syarat pada uji penampilan, uji keseragaman ukuran, uji disintegrasi, dan uji keseragaman bobot. Dari hasil praktikum yang kami lakukan, tablet yang kami cetak sudah memenuhi persyaratan berdasarkan Farmakope Indonesia.

 

 

New Themes: Blog Simple and Skylark

Standard

WordPress.com News

In the mood to simply showcase your words or your work? The two newest themes in our collection allow you to do just that!

Blog Simple

First, let’s say hello to Blog Simple, an inventive premium theme for bloggers designed by Mike Kus. Its vibrant, two-tone color scheme and bold typography will definitely set your blog apart from the crowd. When you outfit your blog with this theme, your words will shine, front and center.

Learn more about how you can simply make a statement with Blog Simple on the Theme Showcase.

Skylark

Next, let’s welcome Skylark, a free portfolio theme originally designed by Blank Themes. Bright, clean, and sophisticated, Skylark is a great starting point for individuals and businesses with work to share. Whether you want to show off your latest photography, web designs, videos, or simply establish an online presence for your business, Skylark helps you…

View original post 28 more words