BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.(MENURUT FI III)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan.Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.(MENURUT FI IV)
1.2. Komposisi Tablet
- a. Zat pengikat(binder)
Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,dapat merekat.Biasanya yang digunakan adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 %(panas solutio Mythylcellulosum 5%).
- b. Zat penghancur(disinterogator)
Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan adalah amilum manihot kering,gelatinum,agar – agar, natrium alginat.
- c. Zat pelican (lubricant)
Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan(matrys).Biasanya digunakan talkum 5 %,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.
- d. Zat pengisi (diluent)
Dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.biasanya digunakan Saccharum lactis,Amylum manihot,calcii phospas,calcii carbonas dan zat lain yang cocok.
- e. Zat penyalut
Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang cocok, biasanya berwarna atau tidak.
1.3. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan
- harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
- keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik
- keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan
- harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
- bebas dari kerusakan fisik
- stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
- zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu
- tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku
1.4. Syarat Tablet
- Memenuhi keseragaman ukuran
- Memenuhi keseragaman bobot
- Memenuhi waktu hancur
- Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
- Memenuhi waktu larut (dissolution test)
1.5. Keunggulan Tablet
- cepat dapat dilayani di apotik, karena sudah tersedia dan tidak perlu diracik dahulu
- mudah disimpan (stabil) dan dibawa
- lebih mudah menelan tablet daripada puyer (sebagian besar orang)
1.6. Kerugian Tablet
- komposisi dan dosis belum tentu sesuai kebutuhan penderita
- waktu disintegrasi dan disolusi bila tidak memenuhi syarat, maka kadar obat plasma tidak tercapai
1.7. Jenis Sediaan Tablet
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
- Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.
- Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan.
1.8. Macam – macam kerusakan pada pembuatan tablet
- a. Binding adalah kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan.
- b. Sticking/picking adalah perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin kurang, atau massa basah.
- c. Whiskering terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan zat aktif pada saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, sisi – sisi yang berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.
- d. Splitting/capping lepasnya lapisan tipis dari semua permukaan tablet terutama pada bagian tengah. Capping adalah membelahnya tablet bagian atas.
Penyebabnya adalah :
ü Daya pengikat dalam massa tablet berkurang.
ü Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar.
ü Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak.
ü Formulanya tidak sesuai.
ü Die dan punch tidak rata.
- e. Mottling terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.
- f. Crumbling adalah tablet yang menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kerang tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.
BAB II
FORMULA
Formula sediaan tablet Metylprednisolon.
Methyl prednisolon 8 mg
PVP 3%
Primogel 2%
Talk 1.5%
Mg.Stearat 1%
Zat warna 0.2%
Nipagin 0.1%
Amylum 10%
Laktosa ad 150
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 METHYL PREDNISOLON
- a. Pemerian : Serbuk hablur, putih, atau praktis putih; tidak berbau; melebur pada suhu lebih kurang 2250 disertai peruraian.
- b. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam dioksan; agak sukar larut dalam aseton; dalam methanol; sukar larut dalam eter.
- c. Penetapan kadar : Lakukan penetapan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada kromatografi. Fase gerak buat campuran n-butil klorida P-n- butyl klorida P jenuh air – tetrahidrofuran P – methanol P – asam asetat glasial P { 475:475:70:35:30}. Larutan baku internal buat larutan prednison 6 mg/ml dalam campuran kloroform P – asam asetat glasial P {97:3} dengan cara sebagai berikut: tambahkan seluruh asam asetat glasial P kedalam labu ukur 100 ml yang berisi prednisone dan sonikasi. Tambahkan perlahan kloroform P sambil lakukan sonikasi dan pengocokan hingga larut. Encerkan dengan kloroform P sampai tanda. Larutan baku timbang seksama lebih kurang 20 mg metilprednisolon, Asetat BPFI, masukkan kedalam labu ukur 100 ml. tambahkan 5.0 ml larutan baku internal dan encerkan dengan kloroform P sampai tanda.
- d. Dosis : Dalam bentuk sediaan oral mengandung 4 mg dan dalam bentuk sediaan parenteral mengandung 40 mg/ml.
- e. Farmakologi : metil prednisolone merupakan obat kortikosteroid. Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Kortikosteroid mempengaruhi metabolism karbohidrat, protein, lemak, dan mempengaruhi juga system kardiovaskuler ginjal, otot lurik, system saraf, dan organ lain. Karena fungsi kortikosteroid pentinh untuk kelangsungan hidup organism, maka dikatakan bahwa korteks adrenal berfungsi homeostatic. Suatu dosis kortikosteroid dapat memberikan efek fisiologik dan farmakologik tergantung keadaan sekitar dan aktivitas individu. Tetapi bila keadaan sekitar tidak optimal maka dibutuhkan dosis obat yang lebih tinggi untuk mempertahankan hidupnya.
3.2 PVP
Sinonim : Povidon.
Pemerian : Serbuk putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau,
higroskopis, amorf, coklat kekuningan.
Kegunaan : sebagai pengikat.
3.3 Primogel
Sinonim : –
Pemerian : Tidak berwarna atau sampai putih, tidak berbau, tidak
berasa, serbuk yang bebas mengalir, mikroskopik.
Kegunaan : sebagai penghancur dengan konsentrasi 2 – 10%.
3.4 Talk
Sinonim : Talcum.
Pemerian : serbuk hablur, sangat halus, licin, mudah melekat, pada kulit
bebas dan butiran, warna putih atau putih kelabu.
Kegunaan : sebagai pelincir bagian atas dan bawah.
3.5 Mg Stearat
Sinonim : Magnesi Stearas
Pemerian : Serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas,
mudah melekat dikulit, bebas dari butiran.
Kegunaan : sebagai pelincir samping.
3.6 Nipagin
Sinonim : –
Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hamper tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal.
Kegunaan : sebagai pengawet dengan konsentrasi 0.015 – 0.2%.
3.7 Amilum
Sinonim : –
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih tidak berbau, tidak berasa.
Kegunaan : sebagai pengisi.
3.8 Laktosa
Sinonim : Saccharum Lactis.
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih krem, tidak berbau, rasa
agak manis, keras, stabil di udara, tetapi mudah menyerap
bau.
Kegunaan : sebagai pengisi.
BAB IV
CARA KERJA DAN ALAT
4.1 CARA KERJA DAN ALAT
- a. Alat :
– Timbangan neraca dan analitik
– Perkamen
– Spatel
– Sendok
– Baskom
– Ayakan mesh 16 dan 20
– Corong
– Statif
– Gelas ukur
– Beaker glass
– Thermometer
– Hardness tester
– Friability tester
- b. Bahan :
- Methyl Prednisolon
- PVP
- Primojel
- Talk
- Mg. Stearat
- Zat warna
- Nipagin
- Amylum
- Laktosa
4.1 Perhitungan bahan
v Untuk pembuatan 1 butir kaplet.
Thiamfenikol : 8 mg
PVP :
Primojel :
Talk :
Mg Stearat : g
Zat warna :
Nipagin :
Amilum :
Laktosa : 150 – (8+4,5+3+2,25+1,5+0,3+0,15+15)
= 115,3 mg
v Untuk pembuatan 1000 butir tablet.
Methyl Prednisolon : 8 mg x 1000 = 8.000 mg
PVP : 4,5 mg x 1000 = 4.500 mg
Primojel : 3 mg x 1000 = 3000 mg
Talk : 2,25 mg x 1000 = 2.250 mg
Mg Stearat : 1,5 mg x 1000 = 1.500 mg
Zat warna : 0,3 mg x 1000 = 300 mg
Nipagin : 0,15 mg x 1000 = 1.500 mg
Amilum : 115,3 mg x 1000 = 115.300 mg
4.2 Cara Kerja
- a. Cara Kerja Pembuatan Granul
v Pembuatan Fase Dalam
- Siapkan baskom, lalu masukkan metyl prednisolon, amilum dan laktosa. Lalu dicampur homogen, jadikan sebagai (M1).
- Siapkan beaker glass, masukkan 10 ml alkohol dan larutkan PVP hingga larut (seperti gelembung kecil), setelah itu larutkan nipagin dan zat warna, jadikan sebagai (M2).
- Setelah terbentuk, masukkan sediaan (M2) ke dalam (M1), perlahan – lahan dan ditutpi dengan sediaan (M1). Lalu campurkan hingga larut, setelah itu bersihkan beaker glass dengan sisa alkohol 5 ml dan campurkan ke (M2).
- Lalu siapkan 3 tempat alumunium dan dilapisi dengan kertas. Setelah itu ayak sediaan yang telah jadi dengan ayakan mesh 10.
- Lalu keringkan granul yang ada di 3 tempat alumunium, setelah kering masukkan dalam oven.
v Pembuatan Fase Luar
- Timbanglah talk, Mg stearat dan primojel sesuai perhitungan, lalu campurkan dengan granul yang telah dicampurkan dengan fase dalam. Setelah itu dicampurkan homogeny
- Lalu setelah itu, diayak kembali dengan ayakan mesh 20
- b. Evaluasi granul
Setelah dilakukan pembuatan granul, tahap selanjutnya yang harus di uji adalah:
v Kadar Air
- Timbang granul sebanyak 5 gram diatas nampan logam alumunium.
- Nyalakan alat dan cek suhu pada 700C.
- Penetapan kandungan lembap dapat diatur skalanya pada alat (% hilang atau gram nya hilang).
- Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstan.
v Bj Nyata
- Timbang 100 gram granul.
- Masukkan ke dalam gelas ukur 250 ml.
- Amati volumenya.
- Lalu hitung Bj nyatanya.
BJnyata = bobot / volume
- Lalu di ketuk 500x dan dimasukkan dalam corong.
- Alirkan dengan menggunakan corong dan dialirkan selama beberapa detik dengan menggunakan stopwatch.
v Homogenitas
Dapat dilihat dari pencampuran bahan yang homogeny dan merata.
v Persen Kompressibilitas
Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah kompresibilitas yang dihitung dari kerapatan granul, yaitu dengan memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur. Volume awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan volume. Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya. (Lachman, 1994:682-683)
Kompresibilitas = x 100 %
Vo = Volume awal granul
Vi = Volume granul setelah diketukkan
Tabel 2.1 Kompressibilitas dan daya alir. (Lachman, 1989: 400)
% Kompressibilitas
|
Daya Alir
|
5-15
12-16
18-21
23-35
33-38
>40
|
Baik sekali
Baik
Sedang- dapat lewat
buruk
sangat buruk
sangat buruk sekali
|
v Uji Waktu Alir
Uji ini dilakukan dengan metode corong. Adapun caranya adalah sebagai perikut yaitu :
- ditimbang 100g granul yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan kedalam corong dengan ukuran tertentu yang bagian bawahnya tertutup.
- Kemudian buka penutup corong bagian bawah bersamaan dengan dimulainya stopwatch.
- Catat waktu yang diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut dengan menggunakan stopwatch. Waktu alir granul yang baik adalah jika waktu yang diperlukan kurang lebih atau sama dengan 18 detik untuk 100 gram granul. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah lebih besar dari 100 gram/detik.
- Setelah granul berhenti mengalir, ukur ketinggian dan diameter dari aliran granul yang terbentuk untuk mengukur sudut diam pada granuk tersebut.
- c. Pencetakan tablet
Tahapan-tahapan dalam proses pencetakan;
- Pengisian die dengan granul
- Serbuk atau granul2 dialirkan dari hopper masuk kedalam DIE (aliran sesuai grafitasi).
- Pencetakan granul.
Pada tahap ini, Hopper akan kembali pada tempatnya dan punch atas akan turun mengempa granul menjadi tablet. Selama tahapan ini ada beberapa tahapan yang terjadi sehingga granul menjadi tablet. Penyusunan ulang dari struktur granul. Ketika punch atas mengempa granul, maka distribusi granul akan tersusun ulang diantara punch atas dan punch bawah.
- Perubahan bentuk granul dan pembentukan ikatan.
Pada tahap ini, akan terjadi perubahan bentuk granul karena penekanan. Pada awalnya, terjadi deformasi elastis kemudian plastik.
- Pembentukan ikatan intergranul.
Hasil dari penekanan, granul termampatkan dan terjadi ikatan antar granul sehingga menjadi tablet.
- Pengeluaran tablet.
Setelah tablet dikempa, punch atas akan kembali ketempat aslinya. Kemudian punch bawah akan bergerak keatas membawa tablet sejajar dengan die. Setelah itu Hopper akan bergerak untuk mengisi granul ke dalam die sehingga tablet akan tergeser oleh hopper dan keluarlah tablet.
- d. Evaluasi Tablet.
v Uji Keseragaman Bobot.
- 1. Diambil sebanyak 20 tablet
- 2. Kemudian ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata – ratanya.
- 3. Selanjutnya dihitung persentase tablet dengan syarat tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5% bobot rata – ratanya dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% bobot rata –ratanya.
- 1. Uji Keseragaman Ukuran.
- 1. Diambil 10 tablet secara acak, lalu diukur tebalnya satu per satu dengan menggunakan jangka sorong.
- 2. Kemudian hitung rata – ratanya, kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
- 2. Uji Kekerasan.
- 1. Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet yang diambil secara acak
- 2. Pengujian dilakukan dengan cara, sebuah tablet diletakkan di antara ruang penjepit. Kemudian di jepit dengan memutar alat penekan, sehingga tablet kokoh ditempatnya dan petunjuk berada pada skala 0, melalui putaran padasebuah sekrup.
- 3. Tablet akan pecah dan dibaca penunjuk skala pada alat yang disebut Hardness Tester.
v Uji Waktu Hancur
- 1. Pengujian dilakukan terhadap 3 tablet secara acak.
- 2. Panaskan air dalam beaker glass sampai suhu 37oC.
- 3. Masukkan tablet dalam tabung uji, kemudian ditutup dengan menggunakan cakram.
- 4. Letakkan alat pada mesin, kemudian nyalakan mesin dan tunggu hingga semua tablet hancur.
- 5. Kemudian catat waktu hancurnya. Waktu hancur suatu tablet yang baik adalah tidak lebih dari 15 menit.
v Uji Keregasan
- 1. Ambil 20 tablet secara acak.
- 2. Masukkan ke dalam mesin Friabilator
- 3. Atur putaran pada mesin
- 4. Nyalakan mesin dan putar sebanyak 100x. Catat waktu setelah mesin berhenti, kemudian lihat apakah ada tablet yang capping lebih dari dua.
BAB V
HASIL PRAKTIKUM
- 5.
5.1. Evaluasi Granul
- 1. Uji Homogenitas
Bahan uji telah homogen secara visual.
- 2. Uji Kandungan air
Bobot awal : 5000 mg
Bobot penyusutan : 150 mg
- 3. Persen kompresibilitas
Bobot (g)
|
V0 (ml)
|
Vt (ml)
|
BJ Nyata (g/ml)
|
BJ Mampat (g/ml)
|
100
|
214
|
166
|
|
|
% = x 100%
= x 100%
= 28,938 %
- 4. Uji waktu alir
Bobot = 100 g
Waktu alir = 7 detik
Kecepatan alir =
- Uji sudut diam
Tinggi Puncak = 3,6 cm
Diameter = 13,9 cm
Sudut diam = Tan
=Tan 0,258
Tan-1 =14,52
5.2. Evaluasi Tablet
- 1. Uji keseragaman bobot
146,2 mg
|
146,1 mg
|
148,1 mg
|
148,8 mg
|
150,2 mg
|
148,4 mg
|
145,3 mg
|
150,8 mg
|
148,3 mg
|
149,2 mg
|
148,5 mg
|
149,8 mg
|
147,8 mg
|
147,6 mg
|
144,9 mg
|
150,8 mg
|
149,0 mg
|
150,5 mg
|
150,3 mg
|
149,8 mg
|
Σ = 2970,4 mg
Bobot rata-rata =148,52
ü Penyimpangan untuk tablet 26 – 150 mg
10 % – 20 %
148,52 mg – 14, 852 mg = 133,668 ( Tidak ada penyimpangan )
148,52 mg + 29,704 mg = 178,224 ( Tidak ada penyimpangan )
- 2. Uji keseragaman ukuran
0,46 mm
|
0,44 mm
|
0,44 mm
|
0,44 mm
|
0,45 mm
|
0,44 mm
|
0,44 mm
|
0,45 mm
|
0,44 mm
|
0,44 mm
|
Σ = 4,44 mm
|
Rata-rata =
= 0,444 mm
- 3. Uji kekerasan (Friksibilitas)
14 kg/cm2
|
15 kg/cm2
|
14,5 kg/cm2
|
13,5 kg/cm2
|
15kg/cm2
|
13,5 kg/cm2
|
11,5 kg/cm2
|
14 kg/cm2
|
10,75 kg/cm2
|
11,5 kg/cm2
|
Σ = 133,25 kg/cm2
|
Rata-rata = kg/cm2
= 13,325 kg/cm2
- 4. Uji keregasan (Friabilitas)
Wo = 2,9480
Wt = 2,9372
% =
=
- 5. Uji waktu hancur
2 menit 45 detik
BAB VI
PEMBAHASAN
Sebelum tablet dicetak harus dilakukan terlebih dahulu uji granul. Uji grarnul yang dilakukan yaitu :
- Kadar air
Kadar air dari granul yang kami hasilkan adalah 3 % (granul ideal memiliki kadar air 1-4 %), karena kadar air yang kecil maka granul yang dihasilkan menjadi sangat keras dan sulit untuk di lewatkan pada mesh.
- Sifat alir
Granul yang kami hasilkan memiliki laju alir 2 menit 45 detik, bila dilihat dari parameter yang ada maka granul ini dapat digolongkan ke dalam kategori sangat baik .
- Kompresibilitas
Kompresibilitas dari hasil granul adalah 28,398%. Bila dilihat dari parameter kompresibilitas yang ada maka granul ini dapat digolongkan ke dalam kategori kurang, yaitu berada di antara range 23 – 33%.Kompresibilitas berhubungan dengan proses pencetakan dari tablet. Apabila kompresibilitas baik berarti granul akan mudah untuk dicetak.
Setelah mengalami proses pencetakan, tablet yang telah dicetak dilakukan evaluasi yang meliputi : uji dari penampilan tablet (bentuk, warna, permukaan dan cetakan); ukuran dan ketebalan; waktu hancur; keseragaman bobot dan friabilitas atau kerapuhannya dengan masing-masing alat penguji. Hasil yang diperoleh sebagai berikut :
- Penampilan
- Bentuk : tablet
- Warna : merah muda
- Permukaan : Rata dan licin
- Cetakan : halus
- Ketebalan (keseragaman ukuran)
Diuji dengan menggunakan 10 kaplet dan hasilnya rata-rata sama memiliki ketebalan 0.444 mm.tablet yang dihasilkan memenuhi standard tablet yang ditetapkan oleh FI III yaitu diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x dan tidak boleh kurang dari 11/3 tebal kaplet.Ketebalan dipengaruhi oleh tekanan.Semakin tinggi tekanan, maka ketebalan semakin kecil.
- Waktu hancur
Waktu hancur tablet yang dihasilkan yaitu 2 menit 45 detik. Pada uji ini tablet memenuhi syarat uji waktu hancur pada FI III yang mensyaratkan waktu hancur tablet tidak bersalut kurang dari 15 menit.
- Keregasan (Friabilitas)
Diuji dengan menggunakan alat Friabilator menggunakan 20 tablet dengan kecepatan 25 kali putaran permenit selama 4 menit. Alat ini menguji kerapuhan suatu tablet terhadap gesekan dan bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas tablet methyprednisolon yang dihasilkan dalam praktikum adalah 0,3 %. tablet yang dihasilkan memenuhi standard friabilitas yang seharusnya < 1%.
- Keseragaman bobot
Diuji dengan menimbang satu per satu tablet sebanyak 20 tablet dan dicatat lalu dihitung bobot rata-ratanya. Bobot rata-rata dihasilkan pada praktikum ini adalah 148,52 mg. Tablet yang dihasilkan telah memenuhi standard keseragaman bobot yang ditetapkan FI III.
9 Kekerasan tablet
Diuji dengan alat uji kekerasan, menggunakan 10 tablet. Nilai kekerasan ditentukan oleh pabrik dari pembuat tablet. Hasil : 13,325 kg/cm2
Kendala yang dihadapi selama praktikum pembuatan tablet adalah :
- Saat pencampuran pengikat dengan bahan fase dalam, bahan pengikat lebih banyak menempel ditangan sehingga pengikat dengan bahan lain kurang homogen.
- Alat pencetak tablet yang kurang mendukung (sudah lama dan manual) sehingga mempengaruhi hasil cetakan tablet dan pada saat evaluasi tablet seperti kekerasan, waktu hancur, dan keregasan.
- Penggunaan alat pencetak yang sama untuk sediaan tablet yang berbeda zat aktifnya sehingga menyebabkan terkontaminasinya tablet yang dibuat dengan sediaan tablet yang lain.
BAB VII
KESIMPULAN
Kualitas dari tablet yang dihasilkan oleh kelompok kami sudah cukup bagus dilihat dari estetika penampilannya. Hal ini dapat dilihat dari terpenuhinya syarat pada uji penampilan, uji keseragaman ukuran, uji disintegrasi, dan uji keseragaman bobot. Dari hasil praktikum yang kami lakukan, tablet yang kami cetak sudah memenuhi persyaratan berdasarkan Farmakope Indonesia.